NASA Meluncurkan Stasiun Luar Angkasa Skylab

NASA Meluncurkan Stasiun Luar Angkasa Skylab

Sejarah Hari Ini: NASA Meluncurkan Stasiun Luar Angkasa Skylab

NASA Meluncurkan Stasiun Luar Angkasa Skylab Pada tanggal 14 Mei 1973, NASA meluncurkan Skylab, stasiun luar angkasa pertama milik Amerika. Skylab mengorbit Bumi selama enam tahun dan mendukung tiga misi astronot, di mana para astronot melakukan ratusan eksperimen sains.

Skylab dianggap sukses secara keseluruhan, namun awalnya cukup sulit. Pesawat tersebut lepas landas dengan roket Saturn V dari Pad 39A di Kennedy Space Center di Florida.

Sekitar satu menit setelah peluncuran, perisai mikrometeoroidnya secara tidak sengaja terbuka dan terbang, dan salah satu panel suryanya terlepas di tengah perjalanan. Puing-puing dari kecelakaan itu kemudian tersangkut di panel surya lain dan menutupnya, meninggalkan Skylab tanpa tenaga surya.

Untungnya, ia masih memiliki sel surya yang membuatnya tetap berfungsi sampai astronot datang menyelamatkannya. Namun yang lebih buruk lagi, perisai mikrometeoroid yang hilang juga dirancang untuk menjadi pelindung panas, sehingga Skylab menjadi sangat panas.

Misi pertama astronot ke Skylab tiba 12 hari kemudian dengan pelindung panas pengganti yang baru. Mereka mampu memperbaiki panel surya yang macet dan membuat stasiun bisa beroperasi kembali. Sumber: Space.com

Latar Belakang Skylab

Setelah keberhasilan misi Apollo yang mengirim manusia ke Bulan, NASA mencari cara baru untuk melanjutkan eksplorasi luar angkasa. Konsep stasiun luar angkasa yang mengorbit Bumi muncul sebagai langkah logis berikutnya. Skylab dirancang untuk berfungsi sebagai laboratorium orbit yang memungkinkan para astronot melakukan penelitian dalam kondisi mikrogravitasi yang tidak mungkin dilakukan di Bumi.

Baca juga : Chang’e 6 Cina Meluncur ke Sisi Jauh Bulan

Peluncuran dan Struktur Skylab

Skylab di luncurkan menggunakan roket Saturn V dari Kennedy Space Center di Florida. Stasiun ini terdiri dari beberapa bagian utama, termasuk:

  1. Workshop Orbital: Area utama tempat para astronot tinggal dan bekerja.
  2. Apollo Telescope Mount: Modul observasi yang di lengkapi dengan teleskop untuk mempelajari matahari dan ruang angkasa.
  3. Airlock Module: Memungkinkan astronot untuk melakukan kegiatan di luar stasiun (EVA atau Extravehicular Activity).
  4. Multiple Docking Adapter: Memungkinkan modul Apollo untuk berlabuh dengan stasiun.

Misi Skylab

Skylab menjalani tiga misi berawak antara tahun 1973 dan 1974:

  1. Skylab 2 (SL-2): Di luncurkan pada 25 Mei 1973, di pimpin oleh Charles “Pete” Conrad, Joseph Kerwin, dan Paul Weitz. Misi ini berfokus pada perbaikan kerusakan yang terjadi saat peluncuran, termasuk memperbaiki panel surya yang rusak.
  2. Skylab 3 (SL-3): Di mulai pada 28 Juli 1973, dengan astronot Alan Bean, Jack Lousma, dan Owen Garriott. Misi ini berhasil melakukan eksperimen medis dan ilmiah, termasuk studi panjang tentang efek gravitasi nol terhadap tubuh manusia.
  3. Skylab 4 (SL-4): Di luncurkan pada 16 November 1973, di pimpin oleh Gerald Carr, Edward Gibson, dan William Pogue. Misi ini memperpanjang waktu tinggal di luar angkasa hingga 84 hari dan melakukan berbagai eksperimen ilmiah.

Tantangan dan Keberhasilan

Skylab menghadapi beberapa tantangan teknis sejak awal. Saat peluncuran, salah satu panel surya utama mengalami kerusakan, menyebabkan kekurangan daya. Tim Skylab 2 harus melakukan perbaikan di luar angkasa yang berisiko tinggi untuk memperbaiki dan mengaktifkan panel surya.

Terlepas dari tantangan ini, Skylab berhasil menjalankan banyak eksperimen penting. Para astronot mengumpulkan data berharga tentang fisiologi manusia di luar angkasa, mengamati Bumi untuk studi lingkungan, dan melakukan pengamatan astronomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Warisan Skylab

Skylab memberikan wawasan berharga tentang kehidupan di luar angkasa yang menjadi dasar bagi misi-misi masa depan. Data dan pengalaman dari misi Skylab membantu NASA dalam merencanakan dan mengembangkan teknologi untuk stasiun luar angkasa berikutnya. Skylab juga membuktikan bahwa manusia bisa hidup dan bekerja di luar angkasa untuk jangka waktu yang lebih lama, membuka jalan bagi eksplorasi luar angkasa jangka panjang.

Akhir dari Skylab

Setelah misi Skylab 4, stasiun ini tetap berada di orbit sampai tahun 1979. Karena meningkatnya aktivitas matahari, atmosfer Bumi mengembang lebih dari yang di perkirakan, menyebabkan drag atmosfer yang lebih besar pada Skylab. Akibatnya, Skylab akhirnya memasuki kembali atmosfer Bumi dan sebagian besar terbakar, dengan beberapa puing jatuh di Australia Barat pada 11 Juli 1979.

By admin

Related Post